SUNGAI PENUH –Aggota DPRD Kota Sungai Penuh Pahrudin angkat bicara terkait normalisasi sungai yang dilakukan melalui penunjukan langsung oleh dinas PU Kota Sungai Penuh.Dikatankanya bahwa normalisasi yang seharusnya menjadi solusi terhadap persoalan banjir dan pendangkalan sungai ini justru dinilai menimbulkan masalah baru.
Pahrudin sangat menyanyangkan pekerjaan pengerukan sungai dilakukan separuh paruh dia menanyakan dimana perencanaan dari paket pengerjaaanya yang tidak efektif . “Pekerjaannya hanya sejengkal-sejengkal, tidak menyelesaikan akar masalah. Anggaran kecil malah dipecah jadi lima item pekerjaan. Harusnya cukup satu lokasi tapi tuntas,”Katanya,Selasa (21/05).
Yang amat mengesalkan bahwa normalisasi di Muara Jaya dibatalkan begitu saja,padahal pengerukan didaerah tersebut sangat urgen karena adanya pedangkalan dan titik temu dua sungai.
“Muaro Jaya itu titik kritis. Sungainya sudah dangkal dan sempit, air tidak bisa surut. Tapi justru dibatalkan,” tambahnya.
Ke depan Anggota Dewan dari Fraksi Golkar ini, berharap anggaran pekerjaan normalisasi sungai dilakukan dengan tepat berdasarkan kebutuhan dan memberi manfaat yang ke masyarakat. “Kalau anggaran terbatas, jangan dipecah-pecah. Lebih baik satu proyek selesai dan memberi dampak ketimbang lima proyek setengah jadi,” pungkasnya.(lie)