DEPOK — Bupati Kerinci, Monadi, menerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI dalam ajang Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FBIN) 2025 yang diselenggarakan di Gedung Merah Putih PPSDM Kemendikdasmen, Bojongsari, Depok, Jawa Barat.
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.Si., sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusi aktif Bupati Monadi dalam mendukung program revitalisasi bahasa daerah yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para kepala daerah yang berperan penting dalam menjaga eksistensi bahasa ibu sebagai identitas budaya bangsa.
“Kami mengapresiasi kepala daerah yang telah memberikan perhatian dan aksi nyata terhadap pelestarian bahasa daerah. Bahasa ibu adalah jati diri dan kekayaan bangsa yang harus dijaga bersama,” ujar Menteri Mu’ti.
Program revitalisasi bahasa yang dilakukan Kemendikdasmen hingga saat ini telah menyentuh 114 bahasa dan dialek di 38 provinsi. Inisiatif ini bertujuan untuk membangkitkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya bahasa daerah sebagai bagian dari identitas lokal dan nasional.
Bupati Monadi dianggap berhasil mendorong implementasi program ini di Kabupaten Kerinci, serta menggerakkan partisipasi generasi muda dalam Festival Tunas Bahasa Ibu. Upayanya mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kekayaan budaya lokal.
“Ini bukan sekadar penghargaan pribadi, melainkan bentuk pengakuan terhadap kerja sama dan semangat masyarakat Kerinci dalam menjaga warisan bahasa ibu. Kami akan terus mendukung pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari pembangunan daerah,” ungkap Bupati Monadi.
Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional menjadi ruang apresiasi bagi anak-anak bangsa yang terlibat aktif dalam pelestarian bahasa daerah. Acara ini menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat kebudayaan nasional di tengah arus globalisasi.