SUNGAI PNUH– Menjelang Muscab DPC PDI Perjuangan Kota Sungai Penuh, suhu politik di internal banteng kian dinamis. Para kader mulai turun menggalang kekuatan, sementara publik fokus mengamati siapa yang layak memimpin DPC di periode berikutnya.
Sejak awal, tiga nama menghiasi bursa kandidat:
• Ahmadi Zubir, mantan Wali Kota Sungai Penuh yang kini menjabat Wakil Ketua DPD PDIP Provinsi Jambi.
• Hardizal, Ketua DPC sekaligus Wakil Ketua DPRD–sosok yang menguasai struktur kepengurusan.
• Damrat, politisi senior yang telah duduk di DPRD selama tiga periode.
Namun peta persaingan berubah mendadak. Damrat menarik diri dari gelanggang setelah sejumlah pengurus DPC menghubunginya untuk persiapan Muscab. Ia memilih fokus pada agenda dewan yang sudah menunggu, dan menegaskan tidak ingin ikut berebut posisi ketua.
“Saya menghargai kepercayaan teman-teman, tapi saya tidak maju. Saya cukup mengabdi lewat kepengurusan,” ujarnya. Ia kemudian mendorong kader lain untuk mengambil amanah tersebut.
Sikap Damrat langsung memperjelas arah kompetisi. Kini hanya Ahmadi dan Hardizal yang benar-benar bergerak mengamankan dukungan. Ahmadi mengandalkan pengalaman eksekutif dan jejaring provinsi, sedangkan Hardizal tampil dengan kekuatan struktur dan kedekatan dengan basis kader DPC.
Muscab tahun ini tidak sekadar memilih ketua baru. Forum ini sekaligus menentukan strategi PDIP Sungai Penuh untuk menghadapi agenda politik lima tahun mendatang, mulai dari konsolidasi internal hingga penguatan mesin partai di akar rumput. Para kader berharap Muscab berlangsung tertib, mengedepankan musyawarah, dan sejalan dengan keputusan final DPP.
Kini sorotan publik mengarah pada dua nama yang tersisa. Akankah Ahmadi kembali mengambil peran penting di tingkat kabupaten? Atau Hardizal mempertahankan dominasinya di internal DPC? Hasil Muscab nanti akan menjadi penentu warna baru politik banteng di Kota Sungai Penuh.(lie/**)


















