Gunung Kelimutu berdiri gagah di ketinggian 1.639 meter di atas permukaan laut, tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende. Nama “Kelimutu” berasal dari bahasa lokal: keli berarti gunung, sedangkan mutu berarti mendidih — menggambarkan aktivitas vulkanik yang melahirkannya.
Tiga Danau dengan Warna Berbeda
Keunikan Gunung Kelimutu terletak pada tiga kawah danau yang warnanya bisa berubah dari waktu ke waktu. Kawah ini terbentuk akibat letusan dahsyat di masa lalu dan kini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dinding danau menjulang terjal dengan kemiringan hingga 70 derajat, menambah dramatis pemandangan dari puncak. Dari titik tertinggi, pengunjung bisa menikmati panorama 360 derajat yang memanjakan mata, terutama saat matahari terbit. Banyak wisatawan rela mendaki dini hari demi menyaksikan sunrise yang memantul di permukaan danau.
Rute Menuju Gunung Kelimutu
Wisatawan dari luar daerah bisa terbang ke Bandara H. Hasan Aroeboesman di Kabupaten Ende. Dari sana, perjalanan dilanjutkan ke Desa Moni yang berjarak sekitar 65 kilometer. Karena transportasi umum masih terbatas, banyak wisatawan memilih menyewa kendaraan atau menggunakan jasa travel lokal. Dari Desa Moni ke gerbang Taman Nasional Kelimutu, jaraknya sekitar 15 kilometer dengan jalur menanjak yang penuh pemandangan hijau.
Harga Tiket dan Fasilitas
Tiket masuk Taman Nasional Kelimutu terjangkau — Rp5.000 untuk wisatawan domestik dan Rp150.000 untuk turis mancanegara. Pengunjung yang membawa kendaraan membayar biaya parkir tambahan Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk mobil.
Fasilitas di area wisata cukup lengkap, mulai dari toilet bersih, gazebo, lahan parkir luas, hingga kios yang menjual makanan dan minuman lokal. Suasana di sekitar danau terasa sejuk dan asri, cocok untuk bersantai setelah perjalanan panjang.
Gunung Kelimutu bukan sekadar destinasi wisata alam, tetapi juga bagian dari sejarah budaya Indonesia — bukti keindahan alam Nusantara yang pernah diabadikan dalam mata uang rupiah.(aka)