JAKARTA – Cuaca di Indonesia akhir-akhir ini berubah cepat. Pagi dan siang terasa panas terik, sementara sore dan malam sering turun hujan deras disertai angin kencang.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa perubahan ini menandai fase peralihan musim dari kemarau ke musim hujan. Ia menyebut, “Pagi hingga siang, matahari memancarkan panas maksimal karena langit cerah. Sore hingga malam, awan konvektif terbentuk dan menimbulkan hujan deras, petir, serta angin kencang.”
BMKG mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah antara pukul 10.00–16.00 WIB. Beberapa kota besar, seperti Surabaya dan Palembang, mencatat suhu panas ekstrem hingga 37,6°C. Meskipun suhu akan menurun seiring masuknya musim hujan, masyarakat tetap perlu waspada terhadap efek panas berlebih.
Hujan deras baru-baru ini menyebabkan pohon tumbang di Jakarta Selatan dan robohnya tiang listrik di Tangerang Selatan. BMKG meminta warga memperhatikan risiko dehidrasi, heatstroke, dan potensi banjir di wilayah rawan.
Guswanto menambahkan, cuaca panas terjadi karena posisi gerak semu matahari di selatan ekuator dan penguatan Monsun Australia yang membawa udara kering dan hangat. Wilayah Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua menerima radiasi matahari lebih intens, sehingga suhu lebih tinggi dari normal.
BMKG juga memperkirakan hujan lokal muncul akibat aktivitas konvektif sore hingga malam di beberapa wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Papua. Masyarakat diminta selalu siap menghadapi perubahan cuaca mendadak dan menjaga kesehatan selama masa pancaroba.(lie/tim)


















