SURABAYA – Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) mengecam keras tayangan stasiun televisi nasional Trans7 yang dianggap menyesatkan dan merendahkan pesantren. Tayangan tersebut dinilai memuat narasi keliru yang berpotensi menimbulkan fitnah dan mencederai martabat para kiai serta santri di Indonesia.
Baca Juga : 5 Destinasi Alam Paling Hits di Malang untuk Akhir Pekan Ini
Ketua Umum JKSN, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA., menegaskan bahwa konten tersebut menggambarkan pesantren secara tidak benar dan penuh generalisasi negatif.
“Tuduhan tentang penindasan dan kehidupan primitif jelas tidak berdasar. Pesantren justru menjadi benteng moral dan peradaban bangsa,” ujar Kiai Asep di Surabaya, Selasa (14/10/2025).
Ia menegaskan, pesantren memiliki peran besar dalam sejarah bangsa. “Ayah saya, KH. Abdul Chalim, adalah pahlawan nasional. Saya sendiri penerima Bintang Mahaputra. Ini bukti para kiai berkontribusi besar bagi negara,” tambahnya.
Menurutnya, pesantren saat ini menjadi tempat jutaan santri menimba ilmu agama, akhlak, dan keterampilan hidup. “Lebih dari 4 juta santri di seluruh Indonesia tumbuh di pesantren. Mereka bukan generasi tertinggal, melainkan pembawa peradaban menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Sekretaris Jenderal JKSN, Ghofirin, menyampaikan bahwa pihaknya akan menempuh langkah konkret untuk melindungi kehormatan pesantren. Ia mendesak Trans7 menarik tayangan tersebut dan menyiarkan permintaan maaf terbuka di media nasional.
“Penanggung jawab program juga harus mendapat sanksi tegas. Jika tidak, publik bisa menilai tayangan itu merupakan bagian dari kebijakan manajemen Trans Media,” kata Ghofirin.
Baca Juga : ,María Corina Machado Raih Nobel Perdamaian 2025, Simbol Perjuangan Demokrasi Venezuela
JKSN mengajak insan media menjaga harmoni bangsa melalui pemberitaan yang mendidik dan menghormati nilai luhur pesantren.