NEW DELHI — India kembali diguncang tragedi kematian anak akibat obat batuk sirop beracun. Sedikitnya 19 anak berusia satu hingga enam tahun di Negara Bagian Madhya Pradesh meninggal dunia setelah mengonsumsi sirop batuk yang diduga mengandung dietilen glikol, zat kimia berbahaya yang biasa digunakan sebagai pelarut industri.
Baca Juga : Kenali Faktor Penyebab Kecanduan Judi Online agar Tak Terjerumus Lebih Dalam
Kematian terjadi dalam beberapa hari, disertai gejala gagal ginjal akut. Laboratorium di Chennai kemudian mengonfirmasi bahwa sirop yang dikonsumsi para korban mengandung 48,6% dietilen glikol, jauh di atas batas aman.
Kasus serupa juga muncul di Rajasthan, di mana dua anak meninggal setelah meminum sirop batuk bermerek Dextromethorphan produksi lokal. Pemerintah India langsung memerintahkan penarikan produk dari pasaran dan penyelidikan besar-besaran terhadap produsen.
Tragedi ini memicu kemarahan publik dan mengingatkan pada insiden sebelumnya di Gambia, Uzbekistan, dan Indonesia, di mana ratusan anak meninggal akibat sirop batuk yang terkontaminasi bahan beracun serupa.
Para ahli menilai, lemahnya sistem pengawasan obat di India menjadi akar masalah. Ratusan produsen kecil memproduksi sirop murah tanpa kontrol kualitas ketat. “Regulasi kita sangat longgar, dan pengawasan di lapangan tidak berjalan,” ujar Dinesh Thakur, pakar kesehatan masyarakat India.
Pemerintah India kini memperketat penjualan obat sirop dan memperingatkan dokter untuk berhati-hati dalam meresepkan obat batuk bagi anak-anak.
“Setiap kali reformasi dijanjikan, kasus baru terus muncul. Ini menunjukkan sistem yang rusak dan harus dibenahi total,” kata Dr. Rajaram D. Khare, dokter anak di Mumbai.
Baca Juga : 4 Hotel Budget di Jogja yang Nyaman, Estetik, dan Ramah Kantong
Tragedi berulang ini menegaskan perlunya reformasi mendasar dalam industri farmasi India serta edukasi kepada masyarakat agar tidak sembarangan menggunakan obat sirop untuk anak-anak****