JAKARTA – Setiap tahun, ribuan calon mahasiswa bersaing ketat memperebutkan kursi di sekolah-sekolah kedinasan favorit. Namun, di balik ramainya persaingan di institusi-institusi populer seperti STAN atau IPDN, terdapat sejumlah sekolah kedinasan yang justru mengalami kekurangan peminat. Data dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada seleksi tahun 2024 menunjukkan, ada 10 sekolah kedinasan yang mencatat jumlah pelamar sangat minim – sebagian bahkan tak mencapai seratus orang.
Fenomena ini tentu menjadi sorotan, terutama bagi calon peserta seleksi tahun 2025 yang ingin memaksimalkan peluang lolos. Minimnya peminat di beberapa sekolah ini justru dapat membuka kesempatan lebih besar bagi mereka yang siap bersaing dengan jumlah pesaing yang lebih sedikit, namun tetap berkomitmen pada kualitas dan dedikasi untuk menempuh pendidikan vokasi yang menantang dan profesional.
1. Politeknik Pelayaran Sorong: Hanya 26 Pendaftar
Menempati urutan teratas sebagai sekolah kedinasan dengan peminat paling sedikit adalah Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Sorong. Lembaga yang berada di bawah Kementerian Perhubungan ini hanya mencatat 26 pendaftar pada tahun 2024. Dengan program studi seperti D-III Nautika, Permesinan Kapal, dan Manajemen Transportasi Laut, sekolah ini menawarkan pendidikan vokasi di sektor pelayaran yang sangat dibutuhkan, khususnya di wilayah timur Indonesia. Namun, letak geografis dan minimnya informasi tampaknya membuat peminatnya terbatas.
2–6. Politeknik Penerbangan di Daerah: Peminat Kurang dari 250
Lima sekolah penerbangan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia – yakni di Jayapura, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya – juga mencatat jumlah pelamar yang tergolong rendah. Poltekbang Jayapura hanya memiliki 61 pelamar, disusul Poltekbang Makassar (88), Poltekbang Medan (153), Poltekbang Palembang (224), dan Poltekbang Surabaya (226). Padahal, institusi-institusi ini menawarkan jurusan-jurusan spesifik yang krusial di dunia penerbangan seperti Manajemen Lalu Lintas Udara, Teknik Navigasi Udara, hingga Teknologi Pemeliharaan Pesawat Udara.
Rendahnya peminat bisa jadi disebabkan oleh persepsi bahwa bidang ini terlalu teknis atau menuntut kualifikasi tinggi. Namun, kenyataannya, lulusan sekolah ini sangat dibutuhkan di industri penerbangan nasional yang terus berkembang.
7–10. Sekolah Transportasi Darat, Sungai, dan Pelayaran: Pelamar Masih di Bawah 2.000
Sekolah-sekolah lain yang juga tergolong ‘sepi peminat’ termasuk Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar (800 pelamar), Politeknik Transportasi Darat Bali (1.273), Politeknik Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan Palembang (1.479), serta Poltekpel Surabaya (1.804). Meski jumlah pelamarnya jauh lebih tinggi dibanding sekolah-sekolah sebelumnya, angka ini masih tergolong rendah dibandingkan sekolah kedinasan favorit lain yang bisa mencatat puluhan ribu pendaftar.
Institusi-institusi ini menawarkan pendidikan vokasi di bidang transportasi darat, laut, dan perairan, dengan jurusan-jurusan seperti Manajemen Logistik, Teknologi Otomotif, hingga Teknik Bangunan dan Landasan. Kurikulum mereka dirancang untuk langsung menjawab kebutuhan sektor transportasi nasional, sehingga lulusannya banyak yang langsung diserap ke dalam dunia kerja, baik di instansi pemerintah maupun swasta.
Minimnya Informasi, Faktor Geografis, dan Kurangnya Eksposur
Beragam alasan bisa menjadi penyebab rendahnya minat terhadap sekolah-sekolah tersebut. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan informasi, lokasi kampus yang jauh dari kota-kota besar, serta kurangnya promosi dari pihak sekolah maupun kementerian terkait. Di sisi lain, masyarakat cenderung lebih mengenal sekolah kedinasan populer yang sudah lama berdiri dan memiliki nama besar.
Namun, penting untuk dicatat bahwa jumlah pelamar yang sedikit bukan berarti sekolah tersebut tidak berkualitas. Sebaliknya, banyak dari sekolah-sekolah ini justru memiliki fasilitas pelatihan yang canggih dan standar kurikulum tinggi karena berada langsung di bawah kementerian teknis seperti Kementerian Perhubungan.
Peluang Lebih Besar, Persaingan Lebih Rendah
Bagi calon peserta seleksi sekolah kedinasan 2025, daftar ini bisa menjadi acuan strategis. Jika Anda mencari peluang yang realistis untuk lolos seleksi, sekolah-sekolah kedinasan dengan jumlah pelamar rendah dapat menjadi pilihan menarik. Apalagi, banyak di antara sekolah ini yang membuka pendaftaran bagi lulusan SMK dan SMA dari berbagai jurusan.
Dengan persiapan yang matang dan pemilihan jurusan yang tepat, peluang untuk menjadi bagian dari pendidikan kedinasan bukan lagi mimpi. Justru, sekolah-sekolah ini menjadi gerbang emas bagi generasi muda yang siap mengabdi untuk negeri lewat jalur teknis dan pro.