KORIDORNEWS.ID, SUNGAIPENUH – Visi dan misi yang disuarakan oleh pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Sungai Penuh, Ahmadi Zubir dan Alvia Santoni untuk pengembangan wilayah pertanian di kota Sungaipenuh, ternyata sama sekali tidak menyebutkan pengembangan Renah Padang Tinggi (RPT).
Sementara RPT merupakan lokasi pertanian dan perkebunan mayoritas masyarakat Koto Baru, Koto Tengah hingga masyarakat Sungai Liuk.
Padahal, sejumlah masyarakat Koto Baru hingga masyarakat Sungai Liuk sudah mati-matian bahkan hingga berujung penghadangan blusukan Paslon Walikota dan Wakil Walikota Sungai Penuh, Fikar-Yos sampai mengakibatkan jatuhnya korban demi memperjuangkan kandidat Paslon Walikota dan Wakil Walikota Sungai Penuh nomor urut 1.
Kondisi tersebut tentunya membuka mata sejumlah warga Koto Baru dan Koto Tengah yang mencari nafkah di lahan RPT yang luput dari lirikan dan perhatian bahkan tidak dimasukkan dalam visi dan misi Ahmadi-Antos.
Tokoh Adat Desa Koto Baru, Darmizon, mengaku kecewa tidak masuknya pengembangan RPT yang merupakan lahan perkebunan tempat masyarakat Koto baru, Koto Tengah dan Masyarakat Sungai Liuk pada visi dan misi AZAS.
“Kita heran kenapa RPT tidak masuk dalam Visi dan Misi Azas, kenapa hanya RKE saja,” ungkapnya.
Kondisi ini, lanjutnya tentunya membuka mata sejumlah warga Koto baru yang selama ini mengagungkan Ahmadi-Antos, namun lumbung mata pencharian mereka tidak mendapat perhatian dari AZAS.
“Kita berharap jangan sampai kita dimanfaatkan untuk meraih kekuasaan, setelah itu kita dilupakan. Ini demi kepentingan masyarakat banyak, karena kasian masyarakat yang berjuang habis-habisan bahkan sampai mengakibatkan korban luka akan aksi penghadangan, tapi keberadaan kita justru tidak dipedulikan,” jelasnya.
“Atas itulah, kita meyakini dan memantapkan pilihan ke Fikar-Yos, yang terbukti sudah terbuat hingga Calon Walikota dan Wakil Walikota Nomor urut 2 ini telah menyiapkan program untuk pengembangan RKE dan RPT yang merupakan lahan sumber ekonomi masyarakat Koto Baru, Koto tengah hingga sungai liuk,” tegasnya.
Berbeda terbalik dengan Pemerintah Kota Sungai Penuh era pimpinan Walikota Sungai Penuh, H Asyafri Jaya Bakri yang jauh sebelumnya sudah berbuat, saat Ketua DPRD Sungai Penuh masih dipimpin, Fikar Azami telah terlebih dahulu mengembangkan RPT untuk kepentingan masyarakat Koto Baru, Koto Tengah hingga Sungai Liuk yang memiliki lahan perkebunan di RPT.
Pada saat kepemimpinan keduanya tahun 2019, Walikota Sungai Penuh, H Asyafri Jaya Bakri dan Ketua DPRD Sungai Penuh, Fikar Azami yang telah membuka lahan tidur yang telah tertinggal 40 tahun dilokasi tersebut. Bahkan, infrastruktur jalan ke lokasi tersebut telah dibangun diera keduanya, yakni pembangunan jalan Sungai Ning sepanjang 10 Kilometer pada tahun tersebut.
Atas usaha tersebut, Walikota Sungai Penuh, Asyafri Jaya Bakri dan Ketua DPRD Sungai Penuh, Fikar Azami mendapat apresiasi dari masyarakat, bahkan keduanya mendapat sambutan hangat pada saat safari ramadhan, 25 Mei 2019. Bahkan masyarakat setempat mengucapkan terima kasih kepada keduanya. (*/mld)