BENGKULU – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengingatkan pejabat dan keluarganya di Bengkulu untuk berhenti memamerkan kekayaan. Dalam kegiatan Bimbingan Teknis Keluarga Berintegritas di Aula Merah Putih Kantor Gubernur Bengkulu, Selasa (4/11), KPK menyoroti budaya flexing yang makin marak di kalangan pejabat daerah.
Plh Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK RI, David Sepriawara, menegur langsung para pejabat agar tidak menjadikan media sosial sebagai ajang pamer kemewahan.
“Banyak pejabat terjerat korupsi karena tidak mampu mengendalikan gaya hidup. Ketika pasangan mulai flexing, muncul persepsi negatif dan potensi penyimpangan,” ujar David.
David menekankan pentingnya membangun integritas dari dalam keluarga. Menurutnya, keluarga pejabat harus menjadi teladan dalam kesederhanaan dan perilaku jujur.
“Integritas itu tumbuh di rumah, bukan hanya di kantor,” ucapn
Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, mendukung langkah KPK yang terus mengedukasi pejabat dan keluarganya. Ia menilai, gaya hidup glamor justru bisa membuka peluang korupsi.
“Flexing mudah terekam publik. Begitu pejabat hidup berlebihan, orang langsung curiga. Dari situ masalah bisa muncul,” kata Mian.
Mian meminta pejabat Bengkulu menanamkan nilai kesederhanaan sejak di rumah. Ia juga menegaskan bahwa jabatan bukan untuk pamer kekayaan, melainkan untuk melayani rakyat.
“Pejabat harus sadar posisi. Jangan sampai masyarakat kehilangan kepercayaan karena perilaku hedon,” tegasnya.
Kegiatan Bimbingan Teknis Keluarga Berintegritas ini melibatkan pejabat Pemprov Bengkulu dan para istri mereka. KPK ingin memperkuat peran keluarga sebagai benteng pertama pencegahan korupsi.
David berharap program ini mampu menumbuhkan budaya antikorupsi di rumah tangga pejabat daerah.
“Kalau keluarga sudah berintegritas, godaan korupsi akan sulit masuk,” tutupnya.(tim)


















