RUSIA — Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa Israel meminta bantuan Rusia untuk menengahi dan menurunkan eskalasi konflik dengan Iran. Ia menyebut permintaan itu disampaikan langsung oleh pimpinan Israel di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara tersebut.
“Kami menjalin hubungan yang saling percaya dengan Israel. Pimpinan Israel meminta kami menyampaikan kepada Iran bahwa mereka tidak ingin memperluas konflik dan lebih memilih penyelesaian diplomatik,” ujar Putin saat berkunjung ke Tajikistan, Kamis (9/10), seperti dikutip Middle East Monitor.
Rusia selama ini menjaga hubungan baik dengan Israel maupun Iran, dan kerap berperan sebagai penengah dalam berbagai ketegangan di Timur Tengah. Menurut Putin, komunikasi antara Moskow dan kedua negara tersebut masih berjalan intensif untuk mencari jalan damai.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menilai langkah serangan gabungan AS dan Israel terhadap Iran merupakan bagian dari upaya menuju gencatan senjata di Gaza. Trump juga mengklaim Iran telah mengirim sinyal keinginan untuk berdamai.
“Kami menghargai niat baik Iran dan akan bekerja sama menuju perdamaian. Namun, kami tetap menegaskan bahwa Iran tidak boleh mengembangkan senjata nuklir,” ujar Trump dalam pernyataannya pada Rabu.
Hubungan Israel dan Iran kembali memburuk sejak awal tahun ini, setelah kedua negara saling melancarkan serangan udara dan rudal terhadap fasilitas militer dan infrastruktur vital. Ketegangan meningkat setelah Israel menggempur beberapa lokasi strategis Iran, termasuk fasilitas nuklir di Teheran, dengan dukungan AS.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya menegaskan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk melucuti kemampuan militer dan nuklir Iran. Namun, tindakan itu justru memicu respons keras dari Teheran, yang membalas dengan serangan balistik ke sejumlah target Israel.
Upaya diplomasi kini menjadi harapan utama untuk menahan perang terbuka kedua negara yang dapat mengguncang stabilitas kawasan Timur Tengah. Rusia, yang memiliki kedekatan politik dengan keduanya, disebut menjadi pihak kunci dalam proses mediasi ini****