JAKARTA— Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) bergerak cepat setelah muncul dugaan mengejutkan: air minum kemasan Aqua ternyata berasal dari sumur bor, bukan dari mata air pegunungan seperti yang diklaim perusahaan selama ini.
Ketua BPKN Mufti Mubarok mengatakan pihaknya menerima banyak laporan dari masyarakat yang mempertanyakan keaslian sumber air Aqua. BPKN langsung menyiapkan pemanggilan terhadap Direktur Utama PT Tirta Investama, produsen Aqua, untuk memberikan klarifikasi resmi.
“Kami akan meminta penjelasan langsung dari manajemen dan menurunkan tim investigasi ke lokasi pabrik,” ujar Mufti di Jakarta, Kamis (23/10).
Menurut Mufti, masyarakat berhak mengetahui sumber asli air yang mereka konsumsi. Ia menegaskan BPKN akan menegakkan hak konsumen atas informasi yang jujur dan transparan, sesuai amanat UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Sidak Dedi Mulyadi Bikin Heboh, Pengakuan Staf Pabrik Jadi Sorotan
Kisruh ini bermula dari video sidak Dedi Mulyadi di kanal YouTube @KANGDEDIMULYADICHANNEL. Dalam tayangan itu, Dedi mendatangi fasilitas produksi Aqua dan menanyai staf di lokasi.
“Airnya diambil dari mana?” tanya Dedi.
“Dari bawah tanah, Pak,” jawab staf tersebut.
Jawaban itu langsung membuat Dedi terkejut. Ia mengira Aqua mengambil air dari mata air pegunungan, bukan dari bawah tanah hasil pengeboran.
“Berarti air tanah dalam? Saya kira dari mata air gunung,” ucap Dedi keheranan.
Video tersebut viral di media sosial dan memicu gelombang komentar. Ribuan warganet mempertanyakan klaim “air pegunungan murni” yang selama ini menjadi identitas Aqua.
Danone Buka Suara: Air dari Akuifer Terlindungi, Bukan Air Permukaan
PT Tirta Investama, anak perusahaan Danone Indonesia, akhirnya angkat bicara. Mereka menjelaskan bahwa sumber air Aqua berasal dari lapisan akuifer terlindungi di kedalaman 60–140 meter, bukan dari air permukaan seperti sungai.
“Kami mengambil air dari 19 sumber air pegunungan di seluruh Indonesia. Setiap titik sumber melewati seleksi ilmiah ketat selama minimal satu tahun,” tulis Danone dalam pernyataan resmi.
Danone menegaskan, lapisan akuifer tempat mereka mengambil air terlindungi alami oleh batuan kedap air, sehingga bebas dari kontaminasi manusia. Penelitian dari UGM dan Unpad juga memastikan sumber Aqua tidak mengganggu penggunaan air oleh warga sekitar.
Konsumen Tuntut Kejelasan dan Kejujuran
Meski Danone sudah buka suara, publik tetap mendesak perusahaan memperjelas istilah “air pegunungan” dalam promosi mereka. Banyak yang menilai istilah tersebut menyesatkan jika faktanya air berasal dari hasil pengeboran.
BPKN memastikan akan menindaklanjuti kasus ini dengan investigasi lapangan dan audit informasi publik.
“Produsen wajib jujur soal bahan baku dan proses produksinya. Konsumen berhak tahu apa yang sebenarnya mereka minum,” tegas Mufti.


















