MERANGIN – Bupati Merangin M. Syukur menepati janjinya untuk berkantor di kecamatan minimal sekali sebulan. Ia memilih Kecamatan Jangkat Timur sebagai tujuan perdana kunjungan kerjanya, Jumat–Sabtu (21–22 November), wilayah yang dikenal sebagai kecamatan paling jauh di Kabupaten Merangin.
Bupati berangkat dari rumah dinas sekitar pukul 08.00 WIB bersama istrinya, Lavita Syukur, serta sejumlah kepala OPD. Iring-iringan kendaraan langsung melaju menuju kawasan Luhak 16.
Singgah di Air Terjun Serintik Hujan Paneh
Sekitar pukul 10.30 WIB, rombongan tiba di Objek Wisata Air Terjun Serintik Hujan Paneh, Desa Talang Paruh, Kecamatan Lembah Masurai. Camat, 15 kepala desa, dan warga setempat menyambut kedatangan Bupati.
Bupati M. Syukur meninjau area wisata dan memuji pengelolaan BUMDes Bhakti Jaya yang dipimpin pemuda inspiratif, Fauzan. Penataan lokasi yang rapi, bersih, dan indah membuat Bupati terkesan.
Menurut Fauzan, pengelola mulai membangun destinasi ini sejak 2017, kemudian terdampak pandemi pada 2019, dan akhirnya kembali bangkit pada 2023. Pada 2024, kunjungan wisata stabil dan mampu menghasilkan PADes. Ia berharap perbaikan jalan sepanjang 3 kilometer menuju desa segera terealisasi.
Dialog Bersama Warga dan Penyerahan Bantuan
Usai Salat Jumat di masjid setempat, Bupati berdialog dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan para kepala desa. Warga kembali menyoroti persoalan jalan dan jembatan.
Bupati kemudian menyerahkan santunan untuk anak yatim, bantuan bagi warga kurang mampu, serta bantuan pembangunan masjid sebelum melanjutkan perjalanan.
Gerakan Germas dan Tinjauan Kebun Jagung
Di Posyandu Desa Muara Madras, Kecamatan Jangkat, warga menyambut hangat kedatangan rombongan. Lavita Syukur memimpin kegiatan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), sementara Bupati melanjutkan perjalanan ke Desa Baru, Kecamatan Jangkat Timur.
Setibanya di Desa Baru sekitar pukul 15.30 WIB, Bupati melihat kebun jagung hasil program ketahanan pangan. Lokasinya membuat Bupati kembali terkesima: jagung tumbuh subur, buahnya besar, dan berdiri berdampingan dengan kebun kopi yang sama produktifnya.
Bupati mencatat hasil produksi yang mencapai 8 ton per hektar. Dengan luas tanam 14 hektar, total panen mencapai sekitar 112 ton bernilai ekonomi lebih dari Rp840 juta.
“Cukup kelola apa yang ada di atas bumi, masyarakat sudah bisa sejahtera,” ujarnya. Ia juga memastikan Bulog siap menampung hasil panen dengan harga sekitar Rp7.500 per kilogram.
Menuju Rantau Suli hingga Tanjung Benuang
Rombongan kemudian bergerak ke Desa Rantau Suli. Kepala Desa, tokoh adat, dan warga menyambut dengan tarian daerah. Setelah istirahat dan berdialog singkat, Bupati melanjutkan perjalanan ke Desa Tanjung Benuang untuk peletakan batu pertama Pondok Pesantren Hafiz Qur’an Al-Faruq.
“Ponpes menjadi benteng generasi dari derasnya arus zaman,” kata Bupati saat menyerahkan bantuan pembangunan.
Bermalam di Tepian Batang Tembesi
Menjelang magrib, rombongan menuju lokasi perkemahan di Desa Jangkat, tepat di tepian Batang Tembesi. Jalan menuju lokasi cukup ekstrem dan hanya nyaman untuk kendaraan roda dua. Namun, rombongan akhirnya tiba sekitar pukul 18.00 WIB.
Bupati meminta agar musholla darurat dibangun seadanya. Mereka menunaikan salat Magrib dengan suasana alam ditemani suara gemericik sungai.
Dialog dalam Suasana Bajamba
Camat, para kepala desa, tokoh masyarakat, hingga kepala OPD berkumpul di area perkemahan. Sebelum berdialog, warga menyuguhkan Nasi Hibus dan sambal terung lecang—hidangan khas setempat yang disajikan secara bajamba (ngeliwet) di atas daun pisang.
Dengan cahaya obor dan suasana penuh keakraban, dialog berlangsung hangat. Warga kembali menyampaikan keluhan soal infrastruktur, terutama di enam desa: Pematang Pauh, Kabu, Beringin Tinggi, Talang Tembago, Tanjung Alam, dan Tanjung Mudo. Mereka juga mengusulkan pembangunan jalan alternatif menuju Pasar Lembah Masurai.
Bupati merespons dengan menyebut rencana pembelian dua alat berat—gleder dan bomax—pada 2026.
“Kita gotong royong. Pemerintah menyediakan alat, desa menyiapkan material,” tegasnya.
Ia juga menyiapkan rencana menghadirkan investor untuk mengembangkan potensi kopi, kulit manis, nilam, dan komoditas lainnya di Jangkat Timur.
Api Unggun dan Keakraban
Hari pertama kunker ditutup dengan malam keakraban, ditemani api unggun dan musik sederhana bersama masyarakat serta kepala desa se-Jangkat Timur.
Agenda kunjungan berlanjut pada Sabtu (22/11) dengan sederet kegiatan lain yang telah tersusun.(lie)


















